askep pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
ASKEP PADA IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Disusun oleh :
Dhenny
Akbar
Haula Aini Kumala
Suyatman
Akademi Keperawatan
Royhan
2012-2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“ Askep pada Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum“
“ Askep pada Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum“
Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata ajar Kep. Maternitas 1 ( KK 12A ) .
Selama
dalam menyelesaikan makalah ini, kami
banyak menemukan kesulitan dan hambatan namun berkat bimbingan dan bantuan, akhirnya makalah ini dapat di selesaikan.
Untuk itu kami mengucapkan terima
kasih kepada:
1.
Ibu Sariah,SKM, selaku Direktur
Akper Royhan yang telah menyediakan fasilitas perkuliahan sehingga perkulihaan
dapat berjalan dengan lancar.
2.
Ibu Maya
Chaeruni,SKM . selaku dosen pengajar dan kordinator dari mata kuliah manajemen keperawatan .
3.
Teman-teman dan semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membanggun demi tercapainya kesempurnaan makalah ini pada proses
yang akan datang, semoga
makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya .
Jakarta,7 Maret 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR
ISI ....... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang.......................................................................................... 1
B. Tujuan
penulisan....................................................................................... 2
C. Ruang
lingkup.......................................................................................... 2
D. Metode
penulisan..................................................................................... 2
E. Sistem
penulisan....................................................................................... 2
BAB
II LANDASAN TEORI
A. Hipermesis gravinarum ................................................................ ....... 5
a. Pengertian ................................................................................. ....... 5
b. Etiologi ...................................................................................... ....... 5
c. Patofisiologis ........................................................................... ... 5-6
d. Manifestasi
klinis ...................................................................... ....... 7
e. Penatalaksanaan ......................................................................... ....... 7
B. Asuhan
keperawatan ibu hamil dengan hipermesis gravinarum.... ....... 8
a. Pengkajian ..................................................................................... . 8-10
b. Diagnosis keperawatan ................................................................. ..... 10
c. Intervensi keperawatan ................................................................. 10-14
d.Implementasi keperawatan ......................................................... ..... 14
e. Evaluasi keperawatan……………………………………………. 14
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
............................................................................................ 15
B. Saran
...................................................................................................... 15
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Mual dan muntah pada kehamilan
umumnya disebut morning sickness, dialami sekitar 70-80% wanita hamil dan
merupakan fenomena yang sering terjadi pada umur kehamilan 5-12 minggu
(edelman, 2004;quenland, 2005). Bila keadaan ini semakin berat dan tidak tertanggulangi
maka disebut hiperemesis gravidarum, dilaporkan terjadi sekitar 0,05% sampai 2%
dari semua kehamilan (Simpson;at all;2001;koren,at all;2002;paauw,at all;2005).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah berlebihan pada wanita hamil yang
menyebabkan terjadinya penurunan BB (lebih dari 5% BB awal), dehidrasi,
ketosis, dan tidak normalnya kadar elektrolit (old,2000;Nick helin 2004;
edelman, 2004;paawi, at all;2005). Hiperemesis gravidarum dapat mulai terjadi
pada minggu ke 4-10 kehamilan dan selanjutnya akan membaik umumnya pada usia
kehamilan 20 minggu.
Selain dampak fisiologis kehidupan
wanita dan janinnya, Hiperemesis gravidarum memberikan dampak secara
psikologis, sosial, dan spiritual.
Kontak sosial dengan orang lain juga
berubah karena wanita mengalami perubahan yang sangat kompleks pada
kehamilannya, hal ini bisa menimbulkan perasaan terisolasi dan kesendirian.
Pernyataan ini didukung oleh studi yang dilakukan oleh Still, at all.(2001)
yang menyatakan bahwa 1 dari 3 wanita dengan mual dan muntah mengalami stres
dan perpecahan dalam keluarga, gangguan emosional, dan gangguan fungsi sosial.
Hal ini terjadi pada wanita yang bekerja dimana hampir 50% mengalami penurunan
efisiensi kerja, dan 25% membutuhkan waktu untuk istirahat bekerja.
Adanya permasalahan kesehatan yang
dialami wanita dengan hiperemesis gravidarum membawa implikasi pada askep.
Perawat dituntut untuk memberikan pelayanan keperawatan profesional melalui
peranannya sebagai praktisi ahli, edukator, peneliti, dan konsultan sehingga
bisa menjadi model peran, advokat, dan agen pembaharu (Gorri, 1998) melalui
perannya tersebut, diharapkan perawatan bisa membantu mengatasi berbagai
masalah yang ditimbulkan pada kehamilan dengan hiperemesis gravidarum. Menurut
Tiran (2004).
Aplikasi teori dan konsep
keperawatan perlu dilakukan oleh perawat untuk dapat menjalankan fungsi dan
perannya secara optimal, serta bisa memberikan askep secara holistik dan
komperhensif. Konsep keperawatan maternitas yang berpusat pada keluarga
merupakan konsep yang mulai dikenal dan perlu diterapkan dalam pemberian
pelayanan mmaternitas karena membawa manfaat yang besar bagi klien dan
keluarga. Berkaitan dengan klien yang mengalami hiperemesis gravidarum, penerapan
konsep ini sangat diperlukan untuk meningkatkan keterlibatan pasangan dan
anggota keluarga dalam menerima kondisi klien, menurut Tiran (2004) respon
pasangan terhadap kondisi klien dapat dalam bentuk kecemasan yang berlebihan/
kurang memperdulikan kebutuhan fisik dan psikologis klien. Oleh karena itu
keluarga perlu menggunakan mekanisme koping dalam mengatasi keadaan ini, serta
bisa menjadi sistem pendukung bagi kilen dalam mengahadapi masa krisis.
B.
Tujuan
1. Tujuan umum
Diharapkan kepada mahasiswa dapat memahami tentang askep ibu
hamil dengan hiperemesis gravidarum .
2. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami pengertian dari hiperemesis
gravidarum .
Mahasiswa mampu mnjelaskan dan memahami tentang askep ibu
hamil dengan hiperemesis gravidarum .
Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dan memahami tentang askep ibu
hamil dengan hiperemesis gravidarum .
Makalah ini membahas tentang askep ibu hamil
dengan hiperemesis gravidarum .
D.
Metode penulisan
Kelompok kami menggunakan metode layanan internet dan resume
dari buku.
E.
Sistem penulisan
Bab I
: pendahuluan, tujuan, ruanglingkup, metode penulisan, dan sistem
penulisan.
Bab ll
: landasan teori dan isi
Bab lll : kesimpulan dan saran
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hiperemesis
gravidarum
a.
Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual
dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari
karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi. ( Rustam Mochtar,
1998 ).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah berlebihan pada wanita
hamil yang menyebabkan terjadinya penurunan BB (lebih dari 5% BB awal),
dehidrasi, dan tidak normalnya kadar elektrolit (old,2000;Nick helin 2004;
edelman, 2004;paawi, at all;2005).
Dari
pengertian para ahli diatas dapat di simpulkan bahwa hiperemesis gravidarum yaitu
suatu keadaan dimana terjadinya mual muntah yang hebat pada wanita hamil sehingga
mengganggu aktivitasnya.
b. Etiologi
Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan
pasti, dahulu penyakit ini dikelompokkan ke dalam penyakit toksemia gravidarum
karena diduga adanya semacam “racun” yang berasal dari janin atau kehamilan.
Namun diduga dipengaruhi oleh berbagai faktor berikut ini :
1.
Faktor fisiologi seperti endokrin, metabolik, alergi,
infeksi.
2.
Faktor lingkungan seperti bau-bauan, pestisida,
bising, dan wilayah padat.
3.
Faktor psikologis dan sosiokultural.
c. Patofisiologi
Secara fisiologis, rasa mual terjadi
akibat kadar estrogen yang meningkat dalam darah sehingga mempengaruhi sistem
pencernaan, tetapi mual dan muntah yang terjadi terus-menerus dapat
mengakibatkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, penurunan klorida urin
yang selanjutnya menyebabkan hemokonsentrasi yang mengurangi perpusi darah ke
jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik.
Pemakaian cadangan karbohidrat dan
lemak menyebabkan oksidasi lemak tida sempurna sehingga terjadi ketosis.
Hipokalemia akibat muntah dan eksresi yang berlebihan selanjutnya menambah
frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lendir esofagus dan lambung dapat
robek (sindrom Mallory-Weeiss), sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal.
d.
Manifestasi
klinis
Berdasarkan berat ringannya gejala,
hiperemesis gravidarum dibagi menjadi tiga tingkatan.
1. Tingkat I
Muntah terus menerus yang
mempengaruhi keadaan umum, menimbulkan rasa lemah, penurunan nafsu makan
(anoreksia), berat badan turun, dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi ibu naik
biasanya menjadi 100 kali/menit. Tekanan darah sistolik turun, turgor kulit menurun,
lidah kering danmata cekung.
2. Tingkat II
Ibu tampak lemah dan apais, lidah
kotor, nadi kecil dan cepat, suhu tubuh terkadang naik, serta mata sedikit
ikterik. BB ibu turun, timbul hipotensi, hemokonsentrasi, oligoria, konstipasi,
dan nafas bau aseton.
3. Tingkat III
Kesadaran ibu menurun dari somnolen
hingga koma, muntah berhenti, nadi cepat dan kecil. Suhu menigkat, serta
tekanan darah semakin turun.
e.
Penatalaksanaan
Bila pencegahan tidak berhasil, maka
diperlukan pengobatan dengan tahapan sebagai berikut.
1. Ibu diisolasi dikamar yang tenang
dan cerah dengan pertukaran udara yang baik. Kalori diberikan secara parental
dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter/ hari.
2. Diuresis lalu dikontrol untuk
keseimbangan cairan.
3. Bila selama 24 jam ibu tidak muntah,
coba berikan makan dan minum sedikit demi sedikit.
4. Sedatif yang diberikan adalah fenobarbital.
5. Pada keadaan lebih berat, berikan
anti emetik seperti metoklorpamid, disiklomin hidroklorida, atau klorpromazin.
6. Berikan terapi psikologis yang
meyakinkan ibu bahwa penyakitnya bisa dsembuhkan serta menghilangkan perasaan
takut akan kehamialn dan konflik yang melatarbelakangi hiperemesis.
7. Menghindari
makanan yang berlemak dan berminyak untuk menekan rasa mual dan muntah.
B. Asuhan keperawatan ibu hamil dengan hiperemesis
gravudarum
Pemberian askep klien hiperemesis gravidarum dilakukan
dengan menetapkan rencana perawatan medis, pemberian terapi intravena,
pemberian agen farmakologi dan suplemen nutrisi, serta pemantauan respon klien
terhadap intervensi. Perawat melakukan observasi pada klien untuk mendeteksi
adanya tanda-tanda komplikasi seperti asidosis metabolik, ikterik.
Biasanya klien hiperemesis gravidarum berrepon terhadap
terapi dan prognsisnya baik. Klien bisa dipulangkan bila keseimbangan cairan
dan elektrolit tercapai, BB mulai meningkat.
Perawat bertugas membantu penanganan kondisi psikososial
klien karena kondisinya lemah baik secara fisik maupun emosional. Upaya
meningkatkan istirahat yang adekuat penting untuk klien dengan hiperemesis,
maka perawata mengoordinasikan tindakan terapi dan periode kunjungan sehingga
klien memilliki kesemapatan untuk beristirahat. Askep pada klien dengan
hiperemesis gravidarum dapat dijadikan melalui 5 tahapan proses keperawatan
meliputi : pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
a.
Pengkajian
Pengkajian merupakan pendekatan yang
istematis untuk mengumpulkan data, pengelompokan, dan menganalisis, sehingga
didapatkan masalah dan kebutuhan untuk perawatan ibu. Tujuan utama pengkajian
adalah untuk memberikan gambarana secara terus menerus mengenai keadaan
kesehatan ibu yang memungkinkan perawatan melakukan asuhan keperawatan.
Langkah pertama dalam pengkajian ibu
hiperemesis gravidarum adalah mengumpulkan data. Data-data yang akan dikumpulkan
adalah sebagai berikut:
1. Data Riwayat Kesehatan
a.
Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan oleh
ibu sesuai dengan gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum, yaitu : mual dan
muntah yang terus menerus, merasa lemah dan kelelahan, merasa haus dan terasa
asam di mulut, serta konstipasi dan demam. Selanjutnya dapat juga ditemukan
berat badan yang menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan elektrolit.
Terjadinya oliguria, takikardia, mata cekung, dan ikterus.
b.
Riwayat kesehatan dahulu
1.
kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis gravidarum
sebelumnya.
2.
kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang berhubungan
dengan saluran pencernaan yang menyebabkan mual muntah.
c.
Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga.
2. Data Fisik biologis
Data yang dapat ditemukan pada ibu
dengan hiperemesis gravidarum adalah mamae yang membengkak, hiperpigmentasi
pada areola mamae, terdapat kloasma garvidarum, mukosa membran dan bibir
kering, turgor kulit buruk, mata cekung dan sedikit ikterik, ibu tampak pucat
dan lemah, takikardi, hipotensi, serta pusing dan kehilangan kesadaran.
3. Riwayat Menstruasi
a.
Kemungkinan menarkhe usia 12-14 tahun.
b.
Siklus 28-30 hari.
c.
Lamanya 5-7 hari.
d.
Banyaknya 2-3 kali ganti duk/hari.
e.
Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit
kepala, dan muntah.
4. Riwayat perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkawian
usia muda.
5. Riwayat kehamilan dan persalinan.
a.
Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada
nafsu makan.
b.
Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai kenaikan
berat badan, tekanan darah, dan tingkat kesadaran.
6. Data psikologi
Riwayat psikologi sangat penting
dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa ibu sehubungan dengan perilaku
terhadap kehamilan. Keadaan jiwa ibu yang labil, mudah marah, cemas, takut akan
kegagalan persalinan, mudah menangis, sedih, serta kekecewaan dapat memperberat
mual muntah. Pola pertahanan diri (koping) yang digunakan ibu bergantung pada
pengalamannya terhadap kehamilan serta dukungan dari keluarga dan perawat.
7. Data sosial ekonomi
Hiperemesis gravidarum bisa terjadi
pada semua golongan ekonomi, namun pada umumnya terjadi pada tingkat ekonomi
menengah kebawah. Hal ini diperkirakan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan
yang dimiliki.
8. Data penunjang
Data penunjang didapat dari hasil
laboratorium, yaitu pemeriksaan darah dan urine. Pemeriksaan darah yaitu nilai
hemaglobin dan hematokrit yang meningkat menunjukan hemokonsentrasi yang
berkaitan dengan dehidrasi. Pemeriksaan urinalis yaitu urine yang sedikit dan
konsentrasi yang tinggi akibat dehidrasi, juga terdapatnya aseton di dalam
urine.
b.
Diagnosis
keperawatan
Dari pengkajian yang telah
diuraikan, maka ada beberapa kemugkinan diagnosis keperawatan yang dapat
ditegakan.
1. Kekurangan cairan dan elektrolit
yang berhubungan dengan muntah yang berlebihan dan pemasukan yang tidak
adekuat.
2. Perubahan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan mual dan muntah terus menerus.
3. Nyeri pada epigastrum yang
berhubungan dengan muntah yang berulang.
4. Risiko intoleransi aktifitas fisik
yang berhubungan dengan kelemahan dan kurangnya intake nutrisi.
5. Risiko perubahan nutrisi fetal yang
berhubungan dengan berkurangnya peredaran darah dan makanana ke fetal (janin).
c.
Intervensi
Keperawatan
1. Kekurangan
cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah berlebihan dan pemasukan
yang tidak adekuat.
Tujuan :Kebutuhan cairan&elektrolit
terpenuhi.
Mandiri :
a.
istirahatkan ibu ditempat yang nyaman.
Rasional : Istirahat akan menurunkan kebutuhan energi kerja yang
membuat metabolisme tidak meningkat, sehingga tidak merangsang terjadinya mual
dan muntah.
b.
Pantau tanda2 vital & dehidrasi.
Rasional : Dengan mengobservasi tanda-tanda kekurangan cairan dapat
diketahui sejauhmana keadaan umum dan kekurangan cairan pada ibu. TD turun,
suhu meningkat, & nadi meningkat merupakan tanda2dehidrsi &
hipokalemia.
c.
Pantau tetes cairan infus.
Rasional : Jumlah tetesan infus yang tidak tepat dapat menyebabkan
terjadinya kelebihan dan kekurangan cairan di dalam sistem sirkulasi.
d.
Catat intake dan output.
Rasional:Dengan mengetahui intake dan output cairan diketahui keseimbangan
cairan di dalam tubuh.
e.
Setelah 24 jam anjurkan untuk minum tiap jam.
Rasional : Minum yang sering dapat menambah pemasukan cairan melalui
oral.
Kolaborasi :
a.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infus.
Rasional : Pemberian cairan infus dapat mengganti jumlah cairan
elektrolit yang hilang dengan cepat, sehingga bisa mencegah keadaan yang lebih
buruk pada ibu.
2. Perubahan
nutrisi kurang kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan muntah yang terus-menerus.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Mandiri :
a.
Kaji kebutuhan nutrisi ibu.
Rasional : Dengan mengetahui kebutuhan nutrisi ibu dapat dinilai sejauh
mana kekurang nutrisi pada ibu dan menetukan langkah selanjutnya.
b.
Observasi tanda2kekurangan nutrisi.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana kekurangnn nutrisi akibat muntah
yang berlebihan.
c.
Setelah 24 jam pertama beri makanan dalam porsi kecil tapi
sering.
Rasional : Makanan dalam proses kecil dapat memenuhi pemenuhan lambung
dan mengurangi kerja peristaltik usu serta memudahkan proses penyerapan.
d.
Berikan makanan dalam keadaan hangat dan berfariasi.
Rasional : Makanan yang hangat diharapkan dapat mengurangi rasa mual
dan makanan yang berfariasi untuk menambah nafsu makan ibu, sehingga diharapkan
kebutuhan nutrisinya bisa terpenuhi.
e.
Berikan makanan yang tidak berlemak dan berminyak.
Rasional : Makanan yang tidak berlemak dan berminyak mengurangi
rangsangan saluran pencernaan, sehingga diharapkan mual dan muntah berkurang.
f.
Anjurkan klien untuk memakan makanan yang kering dan tidak
merangsang pencernaan (roti kering dan biskuit).
Rasional : Makanan kering tidak merangsang pencernaan & mengurangi
perasaan mual.
g.
Berikan ibu motivasi agar mau memberikan makanan.
Rasional : Ibu merasa diperhatikan dan berusaha menghabiskan
makanannya.
h.
Timbang BB ibu.
Rasional : Dengan menimbang BB bisa diketahui keseimbangan BB sesuai
usia kehamilan dan pengaruh nutrisi.
3. Nyeri pada
epigastrium yang berhubungan dengan muntah berulang.
Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi
Mandiri :
a.
Kaji tingkat nyeri.
Rasional : Dengan mengkaji dapat diketahui tingkat nyeri pada ibu dan
menentukan tindakan selanjutnya.
b.
Atur posisi ibu dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit
setelah makan.
Rasional : Dengan posisi kepala lebih tinggi dapat mengurangi tekanan
pada gastrointestinal, sehingga dapat mencegah muntah yang berulang.
c.
Perhatikan kebersihan mulut ibu sesudah & sebelum makan.
Rasional : Kebersihan mulut yang baik & terpelihara bisa
menimbulkan rasa nyaman juga diharapkan dapat mengurangi mual & muntah.
d.
Alihkan perhatian ibu pada hal yang menyenangkan.
Rasional : Dengan mengalihkan perhatian diharapkan ibu bisa melupakan
rasa nyeri akibat muntah ynag berulang.
e.
Anjurkan ibu untuk istirahat dan batasi pengunjung.
Rasional : Dengan istirahat yang cukup & membatasi pengunjung,
dapat menambah ketenangan pada ibu.
Kolaborasi :
a.
Kolaborasi dalam pemberian anti metik dan sedatif
dengan dokter.
Rasional : Obat anti emetik mengurangi muntah sedatif membuat ibu
tenang, sehingga dapat mengurangi nyeri yang dirasakan oleh ibu.
4. Tidak
efektifnya pola pertahanan diri yang berhubungan dengan efek psikologis
terhadap kehamilan dan perubahan peran sebagai ibu.
Tujuan : Pola pertahan diri efektif
Mandiri :
a.
Bantu ibu untuk mengungkapkan perasaannya secara langsung terhadap
kehamilannya.
Rasional : Dengan mengungkapkan perasaannya, dapat diketahui reaksi ibu
terhadap kehamilannya.
b.
Dengarkan keluhan ibu dengan penuh perhatian.
Rasional : Ibu merasa diperhatikan dan tidak sendiri dalam menghadapi
masalahnya.
c.
Diskusikan dengan ibu tentang masalah yang dihadapi &
pemecahan masalah yang bisa dilakukan.
Rasional : Melalui diskusi dapat diketahui koping ibu dalam menghadapi
masalahnya.
d.
Bantu ibu untuk memecahkan masalahnya, terutama yg berhubungan
dengan kehamilannya.
Rasional : Dengan membantu memecahkan masalah ibu, maka perawat dapat
menemukan pola koping ibu yang efektif.
e.
Dukung ibu dalam menemukan pemecahan masalah yg konstruktif.
Rasional : Dukungan dapat menambah rasa percaya diri ibu dlm menemukan
pemecahan masalah.
f.
Libatkan keluarga dalam kehamilan ibu.
Rasional : Keluarga bisa diajak kerjasama dalam memberikan dukungan
pada ibu terhadap kehamilannya.
Kolaborasi :
a.
Kolaborasi dgn ahli psikiatri jika diperlukan.
Rasional : Untuk mengetahui adanya kemungkinan faktor psikologis yang
lebih berat sebagai penyebab masalah.
5. Resiko
perubahan nutrisi janin yang berhubungan dengan berkurangnya peredaran darah
makanan ke janin.
Tujuan : Perkembangan janin tidak terganggu.
Mandiri :
a.
Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya nutrisi bagi pertumbuhan
dan perkembangan janin.
Rasional : Agar ibu menyadari akan pentingnya nutrisi bagi janin &
ibu mengetahui akan kebutuhan nutrisinya.
b.
Periksa fundus uteri.
Rasional : Tinggi fundus uterus yg tidak sesuai dengan usia kehamilan dapat
menjadi bahan penilaian akan nutrisi janin.
c.
Pantau denyut jantung janin.
Rasional : Denyut jantung yg masih dlm keadaan normal & aktif
menandakan janin masih dalam keadaan baik.
d.
Implementasi
keperawatan
Setelah intervensi keperawatan,
selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam situasi yang nyata untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Tindakan keperawatan harus mendetail. Agar
semua tenaga keperwatan dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat
dapat langsung memberikan pelayanan kepada ibu dan atau dapat juga
didelegasikan kepada orang lain yang dipercayai dibawah pengawasan yang masih
seprofesi dengan perawat.
e.
Evaluasi keperawatan
Merupakan hasil perkembangan ibu
dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai. Evaluasi dari
proses keperawatan adalah menilai hasil yang diharapkan terhadap perubahan
perilaku ibu dan untuk megetahui sejauh mana masalah ibu dapat teratasi.
Disamping itu, perawat juga melakukan umpan balik. Atau pengkajian ulang jika
yang ditetapkan belum tercapai dan proses keperawatan segera dimodifikasi.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah ini dapat dijelaskan sebagai berikut
:
1. Hiperemesis gravidarum merupakan
mual dan muntah yang terjadi berlebihan sehingga menyebabkan turunya BB dan
dehidrasi. Jika tidak diatasi diatasi dapat membahayakan ibu dan janin.
2. Penyebab Hiperemesis gravidarum
yaitu diantaranya perubahan hormon selama kehamilan, sterss fisik dan
pdikologis kehamilan, pengosongann lambung lebih lambat.
B.
Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mencegahsupaya tidak terjadi
hiperemesis gravidarum, maka ibu bisa melakukan diantaranya adalah makanlah
lebih banyak zat tepung.
2. Ketika ibu merasakan mual muncul,
ibu menjadi tidak nafsu makan tapi usahakan agar ibu tetap makan dengan cara
makanlah dalam jumlah sedikit tetapi sering dengan keadaan makanan hangat.
3. Hiperemesis gravidarum harus
dipelajari untuk lebih memaksimalkan dalam pemahaman ilmu keperawatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Mitayani.
2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika.
Runiari,
Nengah. 2010. Asuhan keperawatan pada klien dengan hiperemesis gravidarum.
Jakarta : Salemba Medika.